Wednesday, November 19, 2008

Catatan Harian Nadya

Perkenalakan namaku Nadya Aisyah Gustirani, umurku baru 15 tahun kelas 1 SMU. Saat ini aku bermastun di kota Tanjung Pinang, pulau yang indah dengan sejarah kesustaraan melayu yang tinggi. Saat ini aku sedang menulis novel kelima, empat novelku telah beredar di Nusantara yaitu Kisah Seorang Bintang, Classic, Misi-Misi Cinta dan Jasmine. Kata ibuku bakat nulisku adalah anugerah alam, sejak aku SD aku telah suka menulis di buku tulis, novelku yang pertama Kisah Seorang Bintang yang merupakan kumpulan cerpen kutulis ketika aku duduk kelas 6 SD walaupun dicetak di buku kelas 1 SMP.Dunia penulis buku telah menjadi pilihanku untuk masa depanku, terlebih ketika aku menjadi peserta termuda dalam "7th Women Playwrights International Conference 2007" di Jakarta dan Bali. Penulis adalah pekerjaan seumur hidup, selagi bisa memgkhayal dan mengetik Penulis tidak akan pernah menemui kata "PENSIUN". Novel keempatku "Jasmine" telah terjual 1500 copy hanya dalam waktu empat bulan, hitung sendiri berapa royalti yang kudapat, jadi penulis begitu mengiurkan???Aku beruntung keluargaku mendukungku menjadi penulis. Segelas teh susu dari mama dan tekanan touch organ adikku, membuatku semangat untuk selalu menulis. Setiap aku membaca buku, di sekolah, di jalan, di mall, di rumah, mendengarkan musik selalu membuatku terinspirasi untuk menemui laptopku mencurahkannya dalam tulisan. Suatu saat aku akan membuat buku yang bisa menjadi legenda seperti Gurindam Dua Belas karya Raja Ali Haji yang tidak lekang oleh waktu itu.


....di publikasikan oleh Batam Pos, Minggu 9 September 2008

Monday, November 10, 2008

The Atribute To Rida K Liamsi

Poetry is the expression of the infinite. all the people in this world can reveal all the restlessness of the heart itself, the environment, one of the art of poetry. Tanjung Pinang is close to the Penyengat island, made the list in the poems in this city. rarely in this city that considers poetry. malay art can be maintained with many more artists poems, every night can get a week spectacle of poetry from local and national artists who demonstrate their ability to read each other poems.
Rida K Liamsi be symbolized missing children who met again with the Make EXTERNAL mothers. after almost 20 years into the mainland, he returned to the island, back to the bottom land wither. Local artists and national poetry welcome return Rida K Liamsi pleased ...
Rida K Liamsi
The ethnic Music
Ramon Damora
Aida Ismeth
Hasan Aspahani
Mastur Taher
Lawen Newal
Machzumi Dawood
Suryatati
Tusiran Suseno
Teja Al Hadad
Abdul Kadir Ibrahim
Raja Ahmad Helmi
Muhammad Sani
Hoesnizar Hood